Nastar menjadi Kue Kering wajib saat Imlek. Manis dan buttery, namun punya kesegaran/kecutnya nanas! Hal yang membuat satu kulum Nastar kaya rasa. Nanas (Ananas comosus) dalam dialek Hokkian disebut ong lai (pir emas), dan memiliki idiom yang sama dengan ‘kemakmuran’. Sehinffa secara filosofis, nastar bermakna kemakmuran. Rasa manis dan lembut selai nanas menjadi doa yang melambangkan kemudahan serta kelimpahan rezeki.
Nanas juga digunakan dalam meja sembahyang, disusun rapi bersama berbagai jenis buah lainya. Di dalam doa pemilik rumah, teriring harapan keselamatan dan rezeki. Mahkota nenas yang mekar di atas buah melambangkan mekarnya rezeki. Biasanya semakin kecil buahnya, namun dengan mahkota yang mekar sempurna akann makin mahal. Helai daun yang terbuka ini mengartikan terbukanya keselamatan dan rezeki. Warnanya yang kuning dianggap seperti emas, membawa rezeki. Rasanya yang manis, tentu dipercaya membawa segalanya yang baik.
Kue nenas dalam konteks perayaan Imlek sering kali merujuk pada kue yang dibuat khusus untuk menyambut Tahun Baru Imlek, yang juga dikenal sebagai perayaan Musim Semi atau perayaan Bahagia. Dalam tradisi Tionghoa, makanan dan kue-kue sering memiliki makna simbolis atau keberuntungan tertentu.
Sebagaimana filosofi rasa dan bentuknya yang berarti kemudahan, kemakmuran dan limpahan rezeki. Imlek sebagai hari raya juga turut dimaknai serupa oleh umat Budha sebagai hari baik yang harus dirayakan.
Beberapa simbolisme yang mungkin terkait dengan kue nenas atau hidangan berbahan dasar nanas termasuk:
Keberuntungan dan Kekayaan: Nanas dalam bahasa Tionghoa disebut “fènglì” yang secara harfiah berarti “keberuntungan tiba.” Oleh karena itu, hadirnya hidangan atau kue dengan bahan dasar nanas diharapkan akan membawa keberuntungan dan kekayaan untuk tahun yang baru.
Kesejahteraan: Bentuk dan warna nanas yang kuning cerah dapat melambangkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Penggunaan nanas dalam kue Imlek bisa menjadi simbol dari harapan untuk tahun yang penuh kebahagiaan dan kesuksesan.
Ketahanan dan Keabadian: Nanas adalah buah yang tahan lama dan bisa bertahan cukup lama setelah dipetik. Oleh karena itu, penggunaannya dalam kue Imlek bisa saja mencerminkan harapan untuk ketahanan, keabadian, dan kelangsungan hidup.
Perlu diingat bahwa makna simbolis makanan dapat bervariasi dan tergantung pada tradisi keluarga atau wilayah tertentu. Dalam perayaan Imlek, banyak makanan dan kue-kue tradisional yang memiliki makna simbolis dan diharapkan membawa keberuntungan serta kebahagiaan untuk keluarga yang merayakannya.
Resep Nastar:
Bahan-bahan
250 gram butter
250 gram margarin
100 gram gula halus (saya caster sugar)
4 butir kuning telur
700 gram tepung terigu protein sedang
4 sdm susu bubuk full cream
bahan olesan:
5 kuning telur
5 sdm minyak goreng
5 sdt susu kental manis
Cara Membuat
Langkah 1
Kocok sebentar margarin, butter, gula dan telur, cukup sampai tercampur saja, jangan lama2 nanti hasilnya nastar akan melebar saat di oven.
Langkah 2
Masukkan tepung terigu dan susu bubuk, aduk perlahan hingga tercampur rata.
Langkah 3
Ambil sedikit adonan(saya pakai sendok takar, 1sdt) bentuk bulat, isi dengan selai nanas (saya bulatkan sebesar 1/2sdt).Taruh di loyang, beri jarak antara nastar yang satu dengan yang lain.
Langkah 4
Oven dengan suhu 140℃ selama lebih kurang 30 menit. Keluarkan dari oven.
Langkah 5
Aduk rata bahan olesan
Langkah 6
Poles dengan bahan polesan. Ini olesan yang pertama, oles sampai semua selesai
Langkah 7
Lanjut oles yang kedua, oles sampai selesai
Langkah 8
Dan lanjutkan oles yang ketiga *setiap mau oles lagi tunggu olesan sebelumnya agak set
Langkah 9
Oven lagi dengan suhu 100 ℃ kurang lebih 10 menit, dan. Angkat dan biarkan dingin, baru masukin ke toples untuk dinikmati.