Kemegahan arsitektur Candi Borobudur tak lepas dari sejarah panjang berkembangnya agama Buddha di Indonesia. Kemasyhuran Candi Borobudur terkenal hingga ke mancanegara dan dikenal sebagai monumen Budha terbesar di dunia.
Candi Borobudur, dengan kemegahan arsitekturnya dan kekayaan simboliknya, menjadi lambang kebudayaan Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi ini bukan hanya warisan berharga bagi Indonesia tetapi juga merupakan situs bersejarah dan spiritual yang menarik minat wisatawan dari seluruh dunia. Artikel ini akan menjelaskan sejarah, arsitektur, dan makna simbolis Candi Borobudur.
Sejarah Candi Borobudur:
Abad ke-8 Masehi: Candi Borobudur diperkirakan dibangun pada awal abad ke-8 Masehi oleh Dinasti Sailendra. Meskipun ada sumber-sumber yang menyebutkan berbagai teori, tujuan pasti pembangunannya masih menjadi misteri.
Penemuan Kembali: Candi ini terlupakan selama berabad-abad dan baru ditemukan kembali pada awal abad ke-19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, seorang pejabat Inggris di Hindia Belanda. Restorasi dan pelestarian dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Candi Borobudur.
Arsitektur Candi Borobudur:
Struktur Berlapis: Candi Borobudur memiliki struktur berlapis dengan enam teras persegi yang dihiasi dengan 2.672 panel relief dan 504 arca Buddha. Tiga tingkatan teras bagian bawah menggambarkan dunia keinginan (kamadhatu), tiga tingkatan tengah menggambarkan dunia bentuk tanpa bentuk (rupadhatu), dan satu tingkat teras atas melambangkan dunia nirwana.
Stupa dan Arca Buddha: Candi ini memiliki 72 stupa yang masing-masing dihiasi dengan arca Buddha. Stupa berbentuk lonceng di puncak candi melambangkan kebijaksanaan dan kebijaksanaan. Arca-arca di sekitar candi menggambarkan cerita Jataka, kehidupan Buddha Gautama sebelum mencapai pencerahan.
Makna Simbolis Candi Borobudur:
Perjalanan Menuju Nirwana: Borobudur memvisualisasikan perjalanan spiritual seorang Buddha menuju nirwana. Para pengunjung mengelilingi candi dari luar ke dalam dan ke atas untuk menggambarkan perjalanan menuju kesucian.
Sistem Kekosmikan: Arsitektur Borobudur mencerminkan sistem kosmologi Buddha, dengan lapisan-lapisan yang melambangkan tingkatan pemahaman dan pencerahan.
Simbol Budaya dan Agama: Candi ini menjadi simbol keberagaman budaya dan agama di Indonesia, menggabungkan unsur-unsur Hindu dan Buddha dalam desain dan ornamen-ornamen yang indah.
Pentingnya Candi Borobudur:
Warisan Dunia UNESCO: Pada tahun 1991, Candi Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, mengukuhkan statusnya sebagai keajaiban dunia dan menegaskan pentingnya pelestarian budaya.
Tempat Ibadah dan Wisata: Selain sebagai situs bersejarah, Borobudur masih digunakan sebagai tempat ibadah Buddha. Setiap tahun, Waisak, perayaan kelahiran, pencerahan, dan wafatnya Buddha, dirayakan di candi ini. Wisatawan juga datang untuk mengagumi keindahan arsitektur dan menikmati pesona alam sekitarnya.
Pemeliharaan dan Tantangan:
Ancaman dari Bencana Alam dan Pariwisata: Candi Borobudur menghadapi tantangan dari bencana alam seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi. Peningkatan kunjungan wisatawan juga memunculkan risiko kerusakan fisik dan kelelahan material.
Pemeliharaan Berkelanjutan: Pemerintah Indonesia dan berbagai lembaga internasional berkomitmen untuk menjaga kelestarian Candi Borobudur. Program pemeliharaan berkelanjutan dan pendidikan kepada masyarakat setempat menjadi kunci untuk melestarikan keindahan dan makna budaya candi ini.
Candi Borobudur bukan hanya monumen sejarah yang luar biasa, tetapi juga mencerminkan kebijaksanaan dan keindahan budaya Indonesia. Sebagai pusat spiritual dan kebanggaan nasional, pelestarian dan pemahaman akan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya menjadi tanggung jawab bersama kita. Candi Borobudur terus menjadi saksi bisu kebesaran peradaban masa lalu dan harapan untuk masa depan yang lebih terang.