Di zaman modern seperti sekarang ini, segala kenyamanan penggunaan teknologi memang masih dirasakan oleh masyarakat. Namun banyak yang belum sadar bahwa mereka sedang bertopang pada sumber energi yang ringkih. Dimana manusia masih terus candu dengan teknologi tak ramah lingkungan dari sumber energi fosil. Padahal jumlahnya ini sangat terbatas, dan bisa habis kapan saja.
Padahal saat ini sudah mulai banyak bertebaran energy yang ramah lingkungan, seperti penggunaan solar panel Indonesia. Namun karena belum banyaknya masyarakat yang belum sadar, maka penggunaan teknologi maupun energy tak ramah lingkungan masih sangat digunakan. Lalu, apa yang dimaksud dengan teknologi tak ramah lingkungan? Simak infonya.
Apa Itu Teknologi Tidak Ramah Lingkungan ?
Sesuai dengan namanya, teknologi tidak ramah lingkungan ini merupakan sebuah teknologi atau mesin yang mana hasil buangannya dapat berpotensi merusak lingkungan. Bahkan bahan baku yang digunakan untuk menjalankan teknologi merupakan sumber energi tak terbarukan, jumlahnya terbatas dan bisa habis kapan saja.
Sebelum sumber energi habis sekalipun, keberadaan manusia bisa terancam apabila penggunaan teknologi ini dilakukan secara berlebihan tanpa memperhatikan risiko serta dampaknya. Pasalnya sumber energi tersebut bisa mengotori buma, dimana akumulasi efek penggunaannya membuat bumi menjadi tempat yang tidak mudah untuk ditinggali manusia kembali.
Kondisi udara yang kotor, gagal panen di berbagai tempat, air laut yang semakin tinggi dan menenggelamkan lebih banyak kota padat penduduk, kekeringan di berbagai wilayah, ikan ikan untuk dipancing semakin berkurang, dan masih banyak lainnya yang merupakan akibat dari penggunaan teknologi tak ramah lingkungan.
Contoh Teknologi dan Produk yang Tidak Ramah Lingkungan
- PLTU Batubara
Meski termasuk sebagai salah satu energi fosil yang paling banyak digunakan pada saat ini, PLTU batubara nyatanya termasuk ke dalam kategori teknologi yang tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan. Karena berasal dari fosil, tentunya bahan baku ini mengandung karbon, yang mana nantinya setelah dibakar untuk membangkitkan listrik maka gas karbon akan dilepas ke udara.
- PLTG atau Gas Alam
Gas alam mirip dengan batubara yang merupakan bahan bakar fosil, yang asalnya dari sisa sisa hewan, mikroorganisme, dan tanaman yang tersimpan di dalam tanah selama jutaan tahun. Gas alam ini sekarang menjadi salah satu komponen vital pada suplai energi dunia, dan banyak digunakan untuk bahan bakar transportasi.
Kendati demikian, gas alam ini termasuk sebagai sumber energi yang tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan. Meski emisi dari PLTG cenderung lebih sedikit bila dibandingkan dengan PLTU batubara, sehingga masyarakat tidak bisa terus bergantung pada energi ini. Terlebih jika terus dieksploitasi, maka gas alam bukan tidak mungkin untuk habis.
- Biomassa atau Biofuel
Tahukah anda bahwa biomassa atau biofuel termasuk sebagai salah satu teknologi tak ramah lingkungan ? Biomassa merupakan energi yang dihasilkan dari proses membakar sampah, kayu, hingga sisa sisa makhluk hidup. Karena jumlah dari sumber energinya tersebut terbilang melimpah, tentu biomassa ini termasuk mudah terbarukan.
Akan tetapi, karena yang dibakar adalah sisa makhluk hidup hingga kayu, tentunya elemen ini memiliki kandungan karbon. Sehingga saat dibakar, maka dapat melepaskan CO2 ke udara. Jadi, energi biomassa yang mengemisikan karbon dioksida bukan termasuk sebagai energi bersih dan penggunaannya secara berlebihan bisa berdampak negatif pada lingkungan.
- Produk yang Tidak Ramah Lingkungan
Ada banyak sekali produk tidak ramah lingkungan yang digunakan dalam kehidupan masyarakat sehari hari. Salah satunya yaitu mesin kendaraan bermotor, yang masih banyak menggunakan bahan bakar fosil. Terlebih saat ini hampir setiap rumah setidaknya memiliki satu unit kendaraan bermotor, bayangkan bagaimana emisi dari penggunaannya.
Tidak hanya kendaraan bermotor, anda pasti sudah tidak asing lagi dengan semprotan aerosol. Semprotan aerosol merupakan semprotan yang memanfaatkan tekanan gas guna melepaskan cairan di dalamnya. Semprotan ini biasanya dapat anda temukan pada pengharum ruangan, parfum, hingga obat nyamuk semprot.
Perlu anda ketahui bahwa dulunya gas pendorong tersebut menggunakan CFC (Chloro Fluoro Carbon), yang jika terlepas di udara dan mengendap maka bisa membuat lapisan ozon semakin menipis. Setelah diketahui hal ini, penggunaan CFC mulai dilarang dan berganti dengan gas pendorong lainnya seperti HFA, DME, dan propana.
Solusi Menjadi Teknologi yang Ramah Lingkungan
Melihat bahwa penggunaan teknologi tak ramah lingkungan bisa memberikan dampak yang buruk pada kehidupan manusia, tentu pilihan bijak jika masyarakat mulai beralih pada teknologi ramah lingkungan dan terbarukan. Meski untuk saat ini penggunaan dari teknologi seperti ini baru lima persen di dunia.
Salah satu yang membuat kurangnya peminat dari teknologi ramah lingkungan mungkin karena biayanya, yang relatif jauh lebih tinggi bila dibandingkan teknologi tidak terbarukan. Meski demikian, harga sekarang sudah jauh lebih murah dari sebelumnya. Khususnya untuk solar panel, yang mana dalam lima tahun terakhir sudah berkurang hingga setengah harga.
Tentu jika semakin banyak orang proaktif untuk mengadopsi PLTS (pembangkit listrik tenaga surya), yang merupakan teknologi terbarukan dan ramah lingkungan, maka bukan tidak mungkin jika harganya akan semakin murah. Dengan begitu, solusi mengubah teknologi tak ramah lingkungan adalah dengan berani melangkah menggunakan teknologi yang tidak memiliki dampak negatif.
Dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan seperti PLTS, anda sudah membantu membentuk dunia yang jauh lebih baik di masa depan. SUN Energy, yang merupakan penyedia solar panel terintegrasi bisa membantu dalam mewujudkan upaya tersebut. Mengunjungi sunenergy.id, anda dapat menemukan berbagai varian kapasitas solar panel untuk kebutuhan sehari hari.